KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji Syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan
kepada saya,
sehingga dalam penyusunan buku digital ini saya diberikan kemudahan dalam menyusun buku digital yang berjudul Perawatan Mobil (Tune Up).
Buku digiital ini disusun berdasarkan materi pembelajaran perawatan
mesin mobil, khususnya untuk mendukung topik pembahasan tentang Tune Up. Buku
digital ini telah disiapkan untuk membahas proses perbaikan, dan perawatan
mobil yang disesuaikan dengan kebutuhan
siswa untuk tepori pendukung yang mudah dipahami, studi kasus dari buku
digital ini.
Dalam penulisan buku digital
ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada kawan-kawan serta semua
pihak sehingga
buku digital ini dapat terselesaikan. Semoga buku
digital ini dapat kita ambil hikmah dan dapat jadi pembelajaran bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, 05 Mei 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Agar
mobil tetap nyaman dan aman dikendarai maka perawatan kendaraan tersebut
haruslah benar-benar diperhatikan. Kurangnya perawatan dan kelalaian dalam
menentukan suatu kerusakan secara dini dapat mengakibatkan ikut rusaknya
komponen lain. Kelalaiann memeriksa oli mesin secara rutin dari kemungkinan yang
seharusnya sudah diganti atau di tambah dapat menyebabkan ausnya
komponen-komponen yang bergesekan.(Tim pengembangan sumber daya manusia, 2004:112).
Salah
satu jenis perawatan yang telah disebut dan untuk selanjutnya menjadi inti
bahasan dalam buku ini adalah servis dengan istilah Tune Up. Tune Up adalah Tune
Up adalah pekerjaan servis ringan mesin yang bertujuan untuk mendapatkan
performa mesin yang maximal, dan juga menjaga agar mesin tetap dalam kondisi
yang baik dan prima. Karena mesin dioperasikan secara terus menerus, maka akan
memungkinkan terjadinya penurunan peforma mesin. Oleh karena itu agar motor
tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum, maka perlu dilakukan tune up motor
secara periodik. Pekerjaan tune up harus dilakukan sesuai prosedur dari pabrik
pembuatnya, baik urutan pengerjaannya, pemeriksaannya, ukuran penyetelannya dan
lain – lain. Ini dimaksudkan untuk efisiensi proses kerja dan supaya hasilnya
sesuai standart yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Sebelum kegiatan
tune up dilakukan, lebih baiknya kita memanaskan mesin (menghidupkan mesin)
terlebih dahulu untuk mengidentifikasi keadaan dari mesin itu sendiri,
identifikasi dilakukan misalnya putaran idle terlalu besar ataupun terlalu
kecil, mesin pincang, mbrebet, adanya suara yang tidak normal pada mesin dan
lain sebagainya.
Jadi
Secara umum pengertian tune up adalah suatu pekerjaan servis ringan
engine/mesin/mobil yang bertujuan agar performa mesin/engine/mobil tersbut
lebih maksimal, dan pekerjaannya dapat berupa pemeriksaan, pengukuran dan
pencocokan dengan standar pabrik, penyetelan, perbaikan, perawatan dan atau
penggantian komponen jika diperlukan.
Oleh
karena itu agar motor tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum seperti dalam
keadaan standart, maka perlu dilakukan tune up motor secara periodik. Tune up
merupakan servis ringan pada mesin kendaraan yang pekerjaannya berupa
pemeriksaan, penyetelan, ganti komponen, dan perawatan mesin. Pekerjaan tune up
diperlukan, manakala sebuah kendaraan mengalami gangguan pada mesinnya sewaktu
berjalan, seperti ada bunyi kasar, kurang tenaga, atau untuk perawatan berkala
dan sebagainya. Pekerjaan tune up harus dilakukan sesuai prosedur dari pabrik
pembuatnya, baik urutan pengerjaannya, pemeriksaannya, ukuran penyetelannya dan
lain-lain. Ini dimaksudkan untuk efisiensi proses kerja dan supaya hasilnya
sesuai standart yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Pekerjaan tune up
harus dilakukan oleh tenaga mekanik yang terampil dan memiliki pengetahuan
teknik otomotif minimal diantaranya yaitu :
1) Proses
kerja motor 4 langkah 4 silinder.
2) Sistem
pendinginan mesin.
3) Sistem
pelumasan mesin.
4) Urutan
pengapian / Firing order (FO).
5) Top
Kompresi.
6) Langkah
penyetelan katup.
7) Saat
/ derajat pengapian.
8) Peralatan
yang diperlukan.
9) Urutan
pengerjaan tune up.
BAB
II
PERAWATAN
MOBIL
TUNE
UP
A.
PEKERJAAN
TUNE UP
Dalam tune up,
semua pekerjaan harus dilakukan yang meliputi : persiapan, keselamatan kerja,
pemeriksaan, pengukuran, dan penyetelan .
1. Persiapan
Peralatan
Peralatan
merupakan komponen-komponen yang menunjang sebuah pekerjaan yang akan
dilakukan. Peralatan tersebut meliputi :
1) Vender cover,
2) Kunci ring 7, 8, 10, 12, 14, 17, dan 19.
3) Kunci shock 12, 14.
4) Kunci T 10, 12, 14.
5) Kunci busi.
6) Kunci Moment.
7) Obeng minus (-) dan plus (+).
8) Feller gauge.
9) Multi meter
|
10) Tune up tester.
11) Spring scale.
12) Mistar baja.
13) Vaccum terster.
14) Sikat baja.
15) Ampelas.
16) Nampan.
17) Majun.
18) Timing light
|
1) Vender
cover merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi kendaraan dari kekotoran
atau kecelakan kerja saat pekerjaan sedang berlangsung.
2) Kunci
ring dalam pekerjaan tune up diperlukan kunci-kunci yang presisi untuk
membuka/melepas atau mengeraskan baut sehingga kepala baut/mur tidak luka.
3) Kunci
shock dipergunakan untuk kepala baut yang mempunyai moment cukup besar.
4) Kunci
T dipergunakan untuk mengendorkan/mengeraskan baut yang cukup jauh dari jangkauan.
5) Kunci
Busi khusus dipergunakan untuk mengendorkan/mengeraskan busi.
6) Kunci
momen dipergunakan untuk mengukur kekuatan pengerasan suatu baut pengikat.
7) Obeng
obeng yang dipakai biasanya mengandung magnet yang bertujuan untuk menghindari
baut yang dilepas jatuh.
8) Feller
gauge merupakan bilah ukur yang berfungsi untuk mengukur clearn/celah suatu
benda kerja.
9) Multi
tester alat ini untuk mengukur besar tegangan, besar arus listrik dan besar
tahanan sebuah benda kerja.
10) Tune
up tester merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan kompresi,
besar sudut dwell dan putaran mesin.
Ket :
Ø Timing
light (1) difungsikan untuk mengetahui saat pengapian terjadi dengan melihat
tanda V pada pully saat mesin hidup.
Ø Tachometer
(2) difungsikan untuk mengukur besar sudut dwell dan besar putaran mesin
11) Vaccum
test merupakan alat yang berfungsi untuk
memeriksa kerja vaccum advancer pada distributor. Alat ini dipasangkan pada
pipa vaccum yang terdapat pada sisi distributor.
B.
LANGKAH-LANGKAH
TUNE UP
Kegiatan Tune up
meliputi :
2) Pemeriksaan
tali kipas.
3) Pembersihan
saringan udara.
4) Pemeriksaan
baterai.
5) Pemeriksaan
kabel tegangan tinggi.
6) Pemeriksaan
oli mesin.
7) Pemeriksaan
busi.
8) Pemeriksaan
distributor.
9) Penyetelan
celah katup.
10) Pemeriksaan
karburator.
11) Penyetelan
putaran idel dan campuran idel.
12) Pemeriksaan
tekanan kompresi.
Berikut
ini disajikan langkah-langkah penting dalam perawatan mobil, dan bagian-bagian
mesin yang di ‘Tune Up’ agar tetap
dalam kedaan prima.
1.
Pemeriksaan
Sistem Pendingin.
System
pendingin merupakan system yang berfungsi untuk menjaga suhu kerja mesin
sehingga mesin saat bekerja tidak mengalami overheating. System pendingin yang
biasa dipakai adalah system pendinginan udara dan system pendingin air.
Bagian-bagian dan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perawatan sistem pendingin ini, antara lain:
-
Tinggi air pendingin
-
Pemeriksaan kualitas
-
Pemeriksaan kebocoran
-
Tekanan pembuka katup tutup
radiator
-
Kapasitas air pendingin
a)
Pemeriksaan tinggi air
pendingin
Hal-hal yang mungkin terjadi apabila tinggi air kurang maka
tambahkan air hingga garis ‘full’
pada tangki cadangan (reservoir).
Periksalah air pendingin pada radiator terhadap kemungkinan terhadap oli, karat
atau kotoran lain yang dapat menyebabkan tergangunya sistem air pendingin.
b)
Pemeriksaan sistem pendinginan
Hal-hal yang mungkin terjadi:
-
Kerusakan atau berubahnya
bentuk radiator atau selang air
-
Klem selang longar
-
Kerusakan atau berkaratnya
kisi-kisi radiator
-
Kebocoran pompa air, inti
rradiator(core), atau longarnya sudut
penguras air.
c)
Pemeriksaan cara kerja tutup radiator
Dengan mengunakan alat test tutup radiator, periksalah tegangan
pegas dan kedudukan katup vakum dari tutup pembuka, pada tekanan dibawah angka
spesifikasi. Periksa juga kondisi tutup dari kemungkinan terhadap kerusakan.
Alat test
tutup radiator
2.
Pemeriksaan
tali kipas.
Komponen-komponen yang berhubungan
dengan tali kipas, antara lain:
-
Pompa air
-
Poros engkol
-
Alternator
-
Kompresor A/C
Pemeriksaan
tali kipas dari kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
-
Retak, berubah bentuk, terlalu kencang, atau aus
-
Terkena oli atau gemuuk
-
Persinggungan yang tidak sempurna antara tali
kipas dengan puli
Contoh persinggungan antara tali kipas
dengan puli
Penyetelan
kekencangan tali kipas
Kekuatan tekan pada pemeriksaan tali
kipas harus menunjukkna kekencangan spesifikasi yang telah ditentukan.
Contoh posisi penekanan pada tali
kipas
Penekana
tali kipas seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas (contoh posisi penekanan pada tali kipas) untuk mengetahui
kelenturan tali kipas pada tekanan yang telah ditentukan, misalnya kelenturan
tali kipas dengan alternator, dan poros engkol dengan kompresor.
3.
Pembersihan
saringan udara
Usaha
yang kita lakukan untuk merawat saringan udara adalah membersihkan elemenya
caranya:
-
Buka elemen saringan udara
-
Untuk membersihkan elemen, hembuskan udara
bertekanan dari sebelah dalam
-
Jiika elemen koyak dan terlalu kotor, ganti
dengan yang baru.
Usahakan
agar tidak ada kotoran atau benda lain masuk kedalam karburator.
4.
Pemeriksaan
baterai
Periksa baterai dari
kemungkinan-kemungkiinan sebagai berikut:
-
Penyangga baterai berkarat
-
Hubuungan termiinall longgar
-
Termiinal berkarat atau rusak
-
Baterai rusak atau bocor
-
Keadaan berat jenis elektrolit baterai
-
Berkkurangnya tinggi elektrolit baterai.
Periksalah
berat jenis elektrooda dengan hydrometer.
Berat jensnya 1,25-1,27 pada 20C. Periksa banyaknya
elektrolit pada setiap sel. Jika tidak berada pada ketinggian yang semestinya,
isilah dengan air suling.
5.
Pemeriksaan
kabel tegangan tinggi
Kabel tegangan
tinggi berfungsi untuk menghantarkan tegangan tinggi yang dihasilkan koil.
Memeriksa kabel
tegangan tinggi sebagai berikut:
-
Lepas stecker busi. (jangan
melepas pada kabelnya)
-
Periksa kondisi kabel
kemungkinan terbakar atau retak.(Jika kabel terbakar atau retak, ganti kabel)
-
Periksa kondisi isolator pada
stecker busi kemungkinan terbakar.
-
Ukur tahanan kabel tegangan
tinggi dengan Multitester.(Spesifikasi : Tahanan < 25 kΩ)
6.
Pemeriksaan
oli mesin
System
pelumasan adalah suatu system yang berfungsi untuk melumasi komponen-komponen
mesin yang bergerak. Minyak pelumas yang digunakan harus sesuai dengan standart
SAE (Sociaty Automotive of Enginner). Minyak pelumas yang dipakai untuk mesin
bensin adalah SAE 40. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan pada system pelumas
adalah Pemeriksaan oli mesin dari kemungkinan-kemugkinan sebagai berikut:
-
Berkurangnya tinggi oli dalam mesin
-
Menurunya kualitas oli
-
Perlunya pengantian saringan oli(filter)
Dalam
pemeriiksaan ketinggian oli dalam mesin, tinggi oli harus berada di antara L
dan F/H. Jika lebih rendah, periksa kemungkinan adanya kebocoran. Jika dirasa
perlu penambahan, tambahkan oli hingga ketinggianya mencapai F/H.
Periksalah
kualitas oli dari kemungkinan sudah kotor, kemasukan air, atau kemungkinan
sudah berubah warna.
Bukalah
saringan oli dengan menggunakan alat khusus, mungkin perlu pengantian segera. Untuk memasangnya,
kencangkanlah saringan oli tersebut dengan tangan. Setelah mesin dihidupkan,
periksalah kembali dari kemungkinan adanya kebocoran, dan ketinggian oli.
7.
Pemeriksaan
Busi
Langkah-langkah pemeriksaan
busi sebagai berikut:
a) Bersihkan
sekeliling busi dengan udara tekan atau kuas, sebelum melepas busi. Tujuannya
untuk mencegah kotoran masuk ketika busi dilepas.
b) Lepas
busi dengan menggunakan kunci bisa yang tepat. Penggunaan kunci yang kurang tepat
dapat mengakibatkan isolator busi pecah.
c) Periksa
kondisi ulir busi kemungkinan terjadi kerusakan. Jika ulir rusak, ganti busi.
d) Periksa
muka busi, keadaan muka busi dapat menunjukkan kondisi motor. Bandingkan busi
yang diperiksa dengan gambar – gambar dan keterangan berikut :
a) Muka
busi biasa. Isolator berwarna kuning sampai coklat muda, puncak isolator
bersih. Permukaan isolator kotor berwarna coklat muda sampai abu-abu, Hal ini
berarti kondisi dan penyetelan motor baik.
b) Elektroda-elektroda
terbakar, pada permukaan isolator menempel partikel-partikel yang mengkilat,
isolator berwarna putih dan kuning itu berarti busi menjadi terlalu panas
karena : Campuran bahan bakar terlalu kurus, Kualitas bensin terlalu rendah,
Saat pengapian terlalu awal dan jenis busi terlalu panas.
c) Isolator
dan elektroda-elektroda berjelaga karena : Campuran bahan bakar terlalu kaya
atau Jenis busi terlalu dingin.
d) Isolator
dan elektroda sangat kotor serta berwarna coklat muda. Kotoran ini berasal dari
oli mesin yang masuk ke ruang bakar karena : Sil penghantar katup aus atau
Cincin torak aus.
e) Busi
ini harus diganti, karena bunga api bisa meloncat melalui isolator yang pecah.
f) Elektroda-elektroda
aus serta warna kotoran pada isolator kuning sampai coklat muda merupakan
keausan biasa. Gantilah busi dengan yang baru perhatikan spesifikasi pada buku
manual atau katalog busi.
g) Setel
celah busi menggunakan feeler gauge. Spesifikasi : 0,70 – 0,80 mm.
h) Pasang
busi pada motor. Dimulai menyekrupkan dengan tangan terlebih dahulu, kemudian
keraskan dengan kunci momen. Jangan mengencangkan busi terlalu keras.
8.
Pengukuran
Tahanan Koil
Koil
merupakan komponen system pengapian yang berfungsi untuk menaikan tegangan dari
12 volt menjadi + 20.000 volt. Pengukuran ini dilakukan utuk mengetahui
besarnya nilai tahanan primer dan sekunder pada koil, dimana tahanan diluar
spec menunjukan penurunan kualitas tegangan yang dihasilkan.
-
Nilai Tahanan Primer adalah 1,3 Ω -1,6 Ω
(External Resistor) dan 1,5 Ω – 1,9 Ω.
-
Tahanan Sekunder adalah : 10,7 KΩ – 14,5 KΩ (external
Resistor) 13,7KΩ – 18,5 KΩ (Internal Resistor).
-
Tahanan Ballast Adalah : 1,1 Ω – 1,3 Ω (external
Resistor), 0,9 Ω – 1,2 Ω (Internal Resistor).
9.
Pemeriksaan
Distributor
Periksa tutup
distributor dan rotor dari kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
-
Retak, berkarat, terbakar atau lubang kabel
kotor
-
Terminal elektroda terbakar
-
Pegas bagian tengah lemah.
a) Penyetelan
celah platina dan celah udara
Jika platina terbakar parah atau berlubang, maka platina
harus diganti. Penyetelan ulang harus dilakkukan pada celah platina dan pegas
penahan, celah udara antara rotor dan proyektil koil harus dengan ukuran yangg
sudah ditentukan. Setel celah platina dengan fuller gauge, celah platina : 0,45
mm.
b) Pemeriksaan
sudut Dwell
Periksa
sudut dwell dengan Tester.
Sudut
Dwell : 52 6
Berarti
: - Sudut minimal : 46, + Sudut maksimal : 62
Pemeriksaan Sudut Dwell
c) Pemeriksaan
dan penyetelan saat pengapian
-
Lepaskan selang vakumnya dari sub-diafragma
distributor dan sumbatan ujung selangnya.
-
Dengan mesin berputar idling sesuai spesifikasi,
gunakan timing light untuk memeriksa
saat pengapian
-
Jika putaran mesin sudah mencapai mencapai
putaran idle, oktan selektor harus
disetel pada posisi standar. Saat pengapian : 8sebelum TMA (Pada max Rpm
950).
-
Setel saat pengapian. Cocokkan tanda-tanda waktu
dengan memutar body distributor. Saat pengapian : 8 sebelum TMA Perhatian : jangan distel dengan
oktan selektor.
-
Hidupkan mesin dan lepaskan selang vakum dari
distributor. Tanda waktu berubah-ubah sesuai dengan putaran mesin.
Pemeriksaan Saat Pengapian
Jika
saat pengapian terjadi tidak tepat maka tenaga maksimal tidak akan terbentuk.
Pengapian yang di berikan akan berubah –ubah sesuai dengan putaran mesin ,
artinya manakala putaran mesin bertambah maka pengapian terjadi harus lebih
cepat dan sebaliknya jika putaran mesin turun maka pengapian akan terjadi lebih
mundur. Saat pengapian untuk konvensional juga bisa diatur manakala penggunaan
bahan baker mempunyai nilai oktan yang lebih tinggi.
-
Oktan selector diputar ke arah “R” manakala
bahan baker yang digunakan mempunyai nilai oktan rendah.
-
Oktan selector diputar ke arah “A” manakala
penggunaan yang digunakan mempunyai nilai oktan tinggi.
d) Pemeriksaan
cara kerja governor
Pemeriksaan
cara kerja governor dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
-
Rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar
searah jarum jam
-
Rotor tidak boleh terlalu longgar
-
Hubungan selang vakum distributor. Oktan
selektor harus berubah-ubah sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup Throttle.
Pemeriksaan Rotor
e) Pemeriksaan
Vaccum Advancer
Vaccum Advancer adalah komponen system pengapian yang
berfungsi untuk memajukan saat pengapian berdasarkan besarnya kevakuman yang
terjadi di dalam mesin. Pengajuan yang dimaksud adalah dengan cara memanjukan
platina melawan arah putaran nok distributor untuk lebih cepat membuka sehingga
bunga api akan cepat timbul. Pengajuan akan terjadi saat mesin pada kondisi
beban berat.
Pemeriksaan
dilakukan dengan menggunakan alat vaccum tester atau dpat juga dihisap. Saat
ditest maka breaker plate harus bergerak beberapa derajat.
Sebelum Terjadi
Pengajuan Pengapian. .Setelah Terjadi Penga juan Pengapian.
f)
Pemeriksaan Sentrifugal Advancer.
Merupakan
salah satu komponen system pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat
pengapian berdasarkan gaya sentrifugal hal ini akan terjadi sesuai kecepatan
kendaraan.
Pengajuan
pengapian dilakukan dengan menggerakan nok(cam) distributor lebih cepat
beberapa derajat dari putaran poros distributor, atau dengan kata lain gerakan
cam akan mempercepat rubbing blok untuk bergerak membuka platina sehingga
gerakan tersebut akan diikuti oleh munculnya tegangan induksi.
10. Penyetelan Celah Katup
Langkah-langkah yang perlu dilakukan
pada saat penyetelan celah katup, antaralain sebagai berikut:
a) Mesin
dipanasi dan kemudian dimatikan. Putar poros engkol searah jarum jam, tepatkan
tanda pada puli poros engkol sejajar dengan tanda pada tutup (pada 0dengan TOP 1).
b) Penggunaan
fuller gauge harus dapat ditarik dan didorong. Fuller yang berombak harus
diganti yang baru.
c) Jangan
mengencangkan mur-mur terlalu keras. Gunakan kunci ring rata dan obeng yang
cocok.
d) Setel
celah katup.
-
Celah katup diukur diantara batang katup dengan
lengan rocker. Yang di setel hanya katup yang ditunjuk oleh panah saja.
Celah
katup :
Mesin
keadaan panas : Hisap : 0,20 mm, Buang : 0,30 mm.
Mesin
keadaan dingin: Hisap : 0,15 mm, Buang : 0,25 mm.
-
Putar poros engkol sekali lagi (360) untuk menuju ke TOP 4.
-
Setel katup yang lain yang ditunjukkan oleh anak
panah.
ßDepan
Penyetelan Celah Katup
11. Pemeriksaan Karburator
Bagian-bagian
yang perlu pemeriksaan pada karburator yaitu:
a) Katup
Throttle
Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pemeriksaan cara kerja katup Throttle adalah:
-
Katup throttle harus terbuka penuh pada waktu
pedal gas ditekan penuh.
-
Penyetelan terbuka penuh dilakukan melalui kabel
gas di dekat karburator dan baut penyetop pedal.
b) Pompa
akselerasi
Bensin
harus muncrat ke luar dari jet pada waktu katup throttle terbuka.
c) Cuk
biasa
Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pemeriksaan cuk biasa adalah:
-
Katup cuk harus tertutup penuh bila tombol cuk
ditarik penuh
-
Katup cuk harus terbuka penuh bila tombol cuk
dikembalikan seperti semula.
d) Putaran
Idle
Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pemeriksaan dan pengukuran putaran Idle, sebagai berikut:
-
Penyetelan dan pengukuran idle dilakukan sebagai berikut:
a) Saringan
udara dalam keadaan terpasang
b) Suhu
air pendingin normal
c) Cuk
terbuka penuh
d) Semuua
perlengkapan tambahan dimatikan
e) Semua
saluran vakum terpasang
f) Transmisi
pada posisi N (Netral)
g) Saat
pengapian tepat
h) Tachometer
dan alat pengukur vakum terpasang,
i) Meteran
CO yang disetel pada nol dalam keadaan panas.
-
Lepaskan selang HIC dan sumbatlah ujung
selangnya.
-
Buka kap pembatas Idle pada sekrup pengatur campuran Idle jika dipasang.
-
Hidupkan motor.
-
Bandingkan rpm idle dengan spesifikasi (biasanya
750-950 rpm untuk 4 silinder). Jika salah, stel rpm pada sekrup penyetel katup
gas yang terpasang pada mekanisme katup gas.
-
Setel putaran Idle pada putaran
spesifikasi dengan cara memutar sekrup pengatur yang terletak pada rumah gas.
Cara menyetel lihat langkah berikut :
a) Sekrup
penyetel diputar kearah luar, sampai putaran motor mulai turun. (titik 1 pada
diagram).
b) Kemudian,
sekrup penyetel diputar ke arah dalam, sampai putaran motor mulai turun (titik
2 pada diagram). Untuk ini, putar kembali sekrup ½ putaran ke arah luar, tunggu
sedikit dan perhatikan reaksi pada motor. Pada saat terdengar / terasa putaran
untuk mendapat penyetelan campuran yang benar.
-
Setel hinga vakum maksimum dengan memutar sekrup
pengatur campuran Idle.
-
Ulangi penyetelan seperti pada dua item terakhir
diatas sampai tercapai angka vakum maksimum pada putaran Idle.
-
Naikkan putaran mesin sebentar dengan menaik ling gas untuk melihat bahwa mesin
kembali ke rpm sesuai spesifikasi
ketika dibebaskan.
-
Ukuran kosentrasi CO pada gas buang mengunakan
CO-meter dengan cara sebagai berikut:
a) Naikan
putaran mesin sekitar 2.000 rpm selama 30-60 detik
b) Agar
kosentrasi setabil, tunggu selama 1 menit sebelum melakukan pengukuran dan
pengukuran harus dilakukan dalam waktu 3 menit
c) Jika
kosentrasi melebihi harga spesifikasi, kencangkan sekrup campuran idle sedikit
demi sedikit sampai tercapai harga spesifikasi.
-
Pasang selang kembali pada katup HIC
-
Pasang kap pembatas Idle yang baru pada sekrup pengatur campuran Idle
12. Pengukuran Tekanan Kompresi
Berikut
langkah-langkah pengukuran tekanan kompresi:
a) Lepas
kabel tegangan tinggi dan busi.
b) Pasang
compression tester pada lubang busi, pasang compression tester dengan benar.
c) Lepas
kabel koil dari tutup distributor, kemudian dimassakan.
d) Starter
mesin + selama 2 detik, kemudian baca hasil pengukuran pada compression tester.
e) Limit
: 11 kg/cm2.
13. Sistem pemeriksaan tahanan koil
pengapian
Langkah-langgkah yang dilakkukan
dlam pemeriksaan terjadinya loncatan bunga api adalah:
a) Putuskan
kabel tegangan tinggi busi dari distributor.
b) Dekatkan
ujung kabel tegangan tinggi tadi sekitar 12,5 mm dari busi.
c) Perhatikan
apakah terdapat loncatan api saat mesin di-starter.
Bila
tidak ada loncatan bunga api, lakukanlah pengujian seperti berikut ini:
1) Periksa
tahanan kabel-kabel tegangan tinggi dari kemungkinan perlu pengantian.
2) Periksa
sumber tenaga ke koil pengapian dari kemungkinan tidak ada tegangan baterai
pada rangkaian kabel antara kunci kontak dan koil pengapian.
3) Periksa
tahanan koil pengapian dari kemungkinan sudah usang.
4) Periksa
Signal Generator dari kemungkinan
sudah jelek dan perlu pengantian. Pemeriksaan tahanan Signal Generator dengan Ohmmeter.
5) Periksa
celah udara antara timing rotor dan
tonjolan pick up coil dengan pengukur
celah.
Dalam
pemeriksaan resistor, periksalah tahanan resistor
dengan ohmmeter sehingga tahanan external resistor dan tahanan internal resistor pada spesiifikasi
masing-masing.
Dalam
pemeriksaan tahanan koil pengapian dengan ohmmeter:
periksalah tahanan primer koil antara terminal positif dan negatif, tahanan
sekunder koil antara terminal positif dan terminal tegangan tinggi dengan
tahanan tanpa Internal resistor.
Sesuaikan tahanan-tahanan tersebut pada spesifikasinya masing-masing.
Pemeriksaan
dan perbaikan tutup (kap) distributor dari kkemunggkiinan terdapat keretakan,
sisa-sisa karbon, terbakar, atau terminal berkarat. Juga perlu diperiksa tempat
persinggungan bagian tengah dari kemungkinan aus.
C.
SISTEM
BAHAN BAKAR
System
bahan baker adalah system yang berfungsi untuk menyuplay bahan baker sesuai
dengan kebutuhan mesin. Jumlah bahan baker yang diberikan akan berpengaruh
terhadap baik tidaknya suatu proses pembakaran yang pada akhirnya akan
mempengaruhi tenaga maksimal yang dihasilkan.
Perkerjaan
yang dilakukan dalam system bahan baker adalah :
a. Membersihkan
filter udara
b. Membersihkan
filter bahan baker
Filter bahan baker
berfungsi untuk menyaring bahan baker dari kotoran. Arah penyemprotan dengan
udara tekan dilakukan dari arah keluar bahan baker dari filter.
c. Penyetelan
campuran bahan baker dan udara
Penyetelan bahan baker
dilakukan guna mendapatkan hasil percampuran yang sempurna sehingga dihasilkan
tenaga maksimal dan hasil pembakaran yang ramah lingkungan.
d. Penyetelan
putaran idle
Penyetelan putaran idle
adalah penyetelan putaran mesin sesuai dengan manual book suatu kendaraan
missal untuk mesin seri 5 K
Diktat Tune Up
Conventional…By Wiewiet 750 + 50 rpm. Putaran idle ada lah kerja mesin dengan
penggunaan bahan baker paling ekonomis.
1.
Pompa
Bahan Bakar
Sebelum melakukan pemeriksaan
terhadap pompa bahan bakar, lakukanlah hal-hal sebagai berikut:
a) Alirkan
sedikit bahan bakar pada pompa untuk mengetahui bahwa perapat katup tepasang
dengan baik. Jika perapat katup kering, kemungkinan tidak merapat dengan baik
dan mudah bocor.
b) Tanpa
penutup pipa, gerakkan tuas pompa dan perhatikan besarnya tenaga yang
diperlukan untuk mengerakkan pompa dan besarnya gerak bebas lengan. Tenaga ini
harus sama dengan tenaga yang dipergunakan dalam melakukan pemeriksaan.
a) Pemeriksaan
katup hisap
Tekan
tutup pipa dengan jari dan periksa bahwa gerak bebas atau gerak lengan tuas
bertambah besar, dan bahwa lengan tuas bergerak dengan bebas atau gerakan bebas
tanpa tenaga penghalang.
b) Pemeriksaan
katup tekan
Tutuplah
katup hisap dengan jari dan periksalah bahwa lengan terkunci atau tidak bekerja
dengan bekerja dengan tenaga yang sama dengan tenaga pada waktu pemeriksaan
katup hisap di atas.
c) Pemeriksaan
membran
Tutup pipa hisap dan pipa
tekan, kemudian periksalah bahwa lengan pompa terkunci.
d) Pemeriksaan
perapat oli
Tutup llubang angin
dengan jari dan periksa bahwa lengan pompa terkunci.
2.
Karburator
Bagian-bagian
penting yang memerlukan pemeriksaan atau perbaikan adalah:
a) Corong
udara
b) Bodi
c) Flens
d) Pelampung
Sebelum
komponen-komponen diperiksa, bersihkan terlebih dahulu dengan bensin dan dengan
mengunakan udara yang bertekanan. Bersihkan kotoran dan benda lain dari lubang jet dan komponen lainya dari saluran
bahan bakar serta celah-celah pada bodi.
Jangann
sekali-kali membersihkan jet dan
permukaan bagian lain dengan mengunakan kawat atau dengan mata bor. Karena, hal
itu dapat menyebabkan bertambahnya lubang sehinga pengunaan bahan bakar boros.periksa
komponen yang lain, jika ada yang rusak bisa diganti dengan yang baru.
Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pemerksaan corong udara adalah sebagai berikut:
a) Pastikan
bahwa Power Piston bergerak dengan
lembut.
b) Periksa
komponen corong udara dari kemungkinan retak, cacat, dan aus pada lubang poros
cuk.
c) Periksa
pelampung dan pen pivot dari
kemungkinan aus atau pecah.
d) Periksa
apakah saringan berkarat atau pecah.
e) Periksa
permuukaan katup jarum.
f) Periksa
apakah power piston tergores, aus
berlebihan, patah, atau bengkok.
g) Periksa
apakah katup cuk berubah bentuk. Periksa juga pakah poros cuk aus, atau
bengkok. Pastikanlah bahwa semua komponen terpasang dengan sempurna pada
rumahnya.
Pemeriksaan
dari kemungkinan-kemungkinan bisa terjadi pada komponen-komponen body:
a) Body
retak, tergores permukaan dudukan, ulir rusak, atau tersumbat.
b) Venturi cacat
atau tersumbat.
c) Jet tempat
persinggungan cacat, ulir cacat, tersumbat, atau celah untuk obeng rusak.
d) Katup
power membuka dan menutup tidak
sempurna, tempat bersinggungan dan ulir cacat atau tersumbat.
Pemeriksaan
dari kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada komponen-komponen Flens, antara lin:
a) Flans
retak, tempat bersinggungan dan ulir cacat atau aus pada bantalan poros throttle.
b) Katup throttle
aus atau berubah bentuk, bengkok, terpuntir atau ada gerakan yang salah
dibagian dalam poros rumah.
c) Bagian
ujung sekrup penyetel campuran Idle
cacat.
3.
Emisi
Gas Buang
Gas buang adalah
hasil proses pembakaran campuran udara dan bahan baker yang terjadi di dalam
ruang baker pada sebuah kendaraaan. Unsur-unsur kimia yang terdapat dalam gas buang
adalah :
a) CO
(Carbon Monooxsida)
CO merupakan gas yang
sangat beracun, bentuk dalam ruang bakar manakala terjadi pembakaran yang tidak
sempurna. Besarnya CO menunjukkan bagaimana bahan baker & udara dicampur
& dibakar yang diukur dalam % volume. Terkait dengan system pembakaran
terdapat perbedaan antara mesin dengan system injeksi bensin dengan mesin
system bahan baker konvensional :
1) Efisiensi
pembakaran mesin injeksi: 0,2-1,5% toleransi 0,5%.
2) Efisiensi
pembakaran mesin kaburator: 1-3,5% tol ; 1-2%
Jika
ternyata angka CO diluar nilai ideal artinya perlu diadakan pemeriksaan sbb:
cek karburator, filter udara, choke karburator, intake manipol hingga sampai
kebocoran kompresi .
b) CO2
(Carbon Dioxsida)
CO2 menunjukkan hasil
pembakaran didalam mesin, dimana besarnya nilai CO2 idealnya 12%. Apabila nilai
CO2 yang terukur pada sebuah kendaraan kurang dari 12% maka mesin harus dicek
kembali.
c) Gas
O2 (Oxigen)
Oksigen yang terlalu
banyak dari sisa gas buang menandakan proses pembakaran dimesin tidak efisien.
Nilainya tidak boleh > 2%.
Catatan: Jika terjadi
pembakaran/penyalaan, CO2 akan dihasilkan & O2 dipakai.
d) NOx
(Natrium Oxsida)
Nitrogen Oksid tjd karena
reaksi molekul nitrogen dengan oksigen pada temperatur tinggi (1800oC), NOx
terbentuk selama berlangsungnya pembakaran yang sempurna.
Faktor yang mempunyai
efek thd timbulnya NOx slm proses pembakaran : temperatur maksimal diruang baker&perbandingan
udara&bensin. Jalan terbaik mengurangi NOx : mencegah temperatur diruang
baker mencapai 1800oC / memperpendek waktu dalam mencapai temperature tinggi
yaitu dengan menurunkan konsentrasi oksigen.
Konsentrasi NOx paling
besar pada perbandingan udara&bensin 16:1
e) HC
(Hydario Carbon)
HC merupakan gas beracun
yang terdapat dalam gas buang sebagai akibat dari proses pembakaran yang tidak
sempurna. Besarnya HC diukur dalam satuan ppm (part per million), dimana nilai
ideal HC pada kendaraan tidak boleh lebih dari 400 ppm. Nilai HC yang tidak
sesuai dengan standart disebabkan oleh :
ü Kesalahan
pada system pengapian.
ü Pembakaran
yang tidak sempurna.
ü Tekanan
kompresi yang terlalu rendah.
f) Lamda
(λ )
λ (lambda) merupakan
Simbol perbandingan campuran udara & bensin yang masuk ke dalam ruang
baker.
Hal-hal yang membengaruhi
besar kecinya lamda adalah:
-
λ = Jumlah udara masuk
Jumlah syarat udara
menurut teori
-
λ = 1 Jumlah udara masuk ke dalam silinder
mesin = jumlaah syarat udara dalam teori.
-
λ < 1 Jumlah udara yang masuk < dari
jmlh syarat udara dalam teori, pada situasi ini mesin kekurangan udara campuran
gemuk,dalam bts tertentu dpt meningkatkn daya mesin.
-
λ > 1 Jumlah udara yang masuk > dari
syarat udara scr teoritis saat ini mesin kelebihan udara, campuran kurus &
daya kurang.
-
λ > 1,2 dalam situasi seperti ini
campuran bensin & udara sangat kurus sehingga pembakaran berkemungkinan
tidak dapat terjadi pada tempat yang lebih luas.
VIDEO
Daftar
Pustaka
Manual
Book, Toyota Astra Motor
Tim
Pengembangan Sumber daya Manusia. 2004. Reparasi
Dan Perawatan Mobil.
Bandung: Pionir Jaya.
Ruswid. 2010. “Engine Tune UP System Pengapian
Conventional”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar