Senin, 21 Agustus 2017

Perawatan Mobil

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji Syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena  atas berkat rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada saya, sehingga dalam penyusunan buku digital ini saya diberikan  kemudahan dalam menyusun buku digital yang berjudul Perawatan Mobil (Tune Up).
Buku digiital ini disusun berdasarkan materi pembelajaran perawatan mesin mobil, khususnya untuk mendukung topik pembahasan tentang Tune Up. Buku digital ini telah disiapkan untuk membahas proses perbaikan, dan perawatan mobil yang disesuaikan dengan kebutuhan  siswa untuk tepori pendukung yang mudah dipahami, studi kasus dari buku digital ini.
Dalam penulisan buku digital ini penulis mengucapkan terimakasih kepada kawan-kawan serta semua pihak sehingga buku digital ini dapat terselesaikan. Semoga buku digital ini dapat kita ambil hikmah dan dapat jadi pembelajaran bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.




Yogyakarta, 05 Mei 2017


Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN
Agar mobil tetap nyaman dan aman dikendarai maka perawatan kendaraan tersebut haruslah benar-benar diperhatikan. Kurangnya perawatan dan kelalaian dalam menentukan suatu kerusakan secara dini dapat mengakibatkan ikut rusaknya komponen lain. Kelalaiann memeriksa oli mesin secara rutin dari kemungkinan yang seharusnya sudah diganti atau di tambah dapat menyebabkan ausnya komponen-komponen yang bergesekan.(Tim pengembangan sumber daya manusia, 2004:112).
Salah satu jenis perawatan yang telah disebut dan untuk selanjutnya menjadi inti bahasan dalam buku ini adalah servis dengan istilah Tune Up. Tune Up adalah Tune Up adalah pekerjaan servis ringan mesin yang bertujuan untuk mendapatkan performa mesin yang maximal, dan juga menjaga agar mesin tetap dalam kondisi yang baik dan prima. Karena mesin dioperasikan secara terus menerus, maka akan memungkinkan terjadinya penurunan peforma mesin. Oleh karena itu agar motor tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum, maka perlu dilakukan tune up motor secara periodik. Pekerjaan tune up harus dilakukan sesuai prosedur dari pabrik pembuatnya, baik urutan pengerjaannya, pemeriksaannya, ukuran penyetelannya dan lain – lain. Ini dimaksudkan untuk efisiensi proses kerja dan supaya hasilnya sesuai standart yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Sebelum kegiatan tune up dilakukan, lebih baiknya kita memanaskan mesin (menghidupkan mesin) terlebih dahulu untuk mengidentifikasi keadaan dari mesin itu sendiri, identifikasi dilakukan misalnya putaran idle terlalu besar ataupun terlalu kecil, mesin pincang, mbrebet, adanya suara yang tidak normal pada mesin dan lain sebagainya.
Jadi Secara umum pengertian tune up adalah suatu pekerjaan servis ringan engine/mesin/mobil yang bertujuan agar performa mesin/engine/mobil tersbut lebih maksimal, dan pekerjaannya dapat berupa pemeriksaan, pengukuran dan pencocokan dengan standar pabrik, penyetelan, perbaikan, perawatan dan atau penggantian komponen jika diperlukan.
Oleh karena itu agar motor tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum seperti dalam keadaan standart, maka perlu dilakukan tune up motor secara periodik. Tune up merupakan servis ringan pada mesin kendaraan yang pekerjaannya berupa pemeriksaan, penyetelan, ganti komponen, dan perawatan mesin. Pekerjaan tune up diperlukan, manakala sebuah kendaraan mengalami gangguan pada mesinnya sewaktu berjalan, seperti ada bunyi kasar, kurang tenaga, atau untuk perawatan berkala dan sebagainya. Pekerjaan tune up harus dilakukan sesuai prosedur dari pabrik pembuatnya, baik urutan pengerjaannya, pemeriksaannya, ukuran penyetelannya dan lain-lain. Ini dimaksudkan untuk efisiensi proses kerja dan supaya hasilnya sesuai standart yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Pekerjaan tune up harus dilakukan oleh tenaga mekanik yang terampil dan memiliki pengetahuan teknik otomotif minimal diantaranya yaitu :
1)      Proses kerja motor 4 langkah 4 silinder.
2)      Sistem pendinginan mesin.
3)      Sistem pelumasan mesin.
4)      Urutan pengapian / Firing order (FO).
5)      Top Kompresi.
6)      Langkah penyetelan katup.
7)      Saat / derajat pengapian.
8)      Peralatan yang diperlukan.
9)      Urutan pengerjaan tune up.













BAB II
PERAWATAN MOBIL
TUNE UP

A.    PEKERJAAN TUNE UP
Dalam tune up, semua pekerjaan harus dilakukan yang meliputi : persiapan, keselamatan kerja, pemeriksaan, pengukuran, dan penyetelan .
1.      Persiapan Peralatan
Peralatan merupakan komponen-komponen yang menunjang sebuah pekerjaan yang akan dilakukan. Peralatan tersebut meliputi :
1)    Vender cover,
2)    Kunci ring 7, 8, 10, 12, 14, 17, dan 19.
3)    Kunci shock 12, 14.
4)    Kunci T 10, 12, 14.
5)    Kunci busi.
6)    Kunci Moment.
7)    Obeng minus (-) dan plus (+).
8)    Feller gauge.
9)    Multi meter
10) Tune up tester.
11) Spring scale.
12) Mistar baja.
13) Vaccum terster.
14) Sikat baja.
15) Ampelas.
16) Nampan.
17) Majun.
18) Timing light
1)      Vender cover merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi kendaraan dari kekotoran atau kecelakan kerja saat pekerjaan sedang berlangsung.
2)      Kunci ring dalam pekerjaan tune up diperlukan kunci-kunci yang presisi untuk membuka/melepas atau mengeraskan baut sehingga kepala baut/mur tidak luka.
3)      Kunci shock dipergunakan untuk kepala baut yang mempunyai moment cukup besar.
4)      Kunci T dipergunakan untuk mengendorkan/mengeraskan baut yang cukup jauh dari jangkauan.
5)      Kunci Busi khusus dipergunakan untuk mengendorkan/mengeraskan busi.
6)      Kunci momen dipergunakan untuk mengukur kekuatan pengerasan suatu baut pengikat.
7)      Obeng obeng yang dipakai biasanya mengandung magnet yang bertujuan untuk menghindari baut yang dilepas jatuh.
8)      Feller gauge merupakan bilah ukur yang berfungsi untuk mengukur clearn/celah suatu benda kerja.
9)      Multi tester alat ini untuk mengukur besar tegangan, besar arus listrik dan besar tahanan sebuah benda kerja.
10)  Tune up tester merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan kompresi, besar sudut dwell dan putaran mesin.

Ket :
Ø  Timing light (1) difungsikan untuk mengetahui saat pengapian terjadi dengan melihat tanda V pada pully saat mesin hidup.
Ø  Tachometer (2) difungsikan untuk mengukur besar sudut dwell dan besar putaran mesin
11)  Vaccum test  merupakan alat yang berfungsi untuk memeriksa kerja vaccum advancer pada distributor. Alat ini dipasangkan pada pipa vaccum yang terdapat pada sisi distributor.

B.     LANGKAH-LANGKAH TUNE UP
Kegiatan Tune up meliputi :
2)      Pemeriksaan tali kipas.
3)      Pembersihan saringan udara.
4)      Pemeriksaan baterai.
5)      Pemeriksaan kabel tegangan tinggi.
6)      Pemeriksaan oli mesin.
7)      Pemeriksaan busi.
8)      Pemeriksaan distributor.
9)      Penyetelan celah katup.
10)  Pemeriksaan karburator.
11)  Penyetelan putaran idel dan campuran idel.
12)  Pemeriksaan tekanan kompresi.

            Berikut ini disajikan langkah-langkah penting dalam perawatan mobil, dan bagian-bagian mesin yang di ‘Tune Up’ agar tetap dalam kedaan prima.

1.      Pemeriksaan Sistem Pendingin.
System pendingin merupakan system yang berfungsi untuk menjaga suhu kerja mesin sehingga mesin saat bekerja tidak mengalami overheating. System pendingin yang biasa dipakai adalah system pendinginan udara dan system pendingin air.
Bagian-bagian dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan sistem pendingin ini, antara lain:
-        Tinggi air pendingin
-        Pemeriksaan kualitas
-        Pemeriksaan kebocoran
-        Tekanan pembuka katup tutup radiator
-        Kapasitas air pendingin
a)      Pemeriksaan tinggi air pendingin
Hal-hal yang mungkin terjadi apabila tinggi air kurang maka tambahkan air hingga garis ‘full’ pada tangki cadangan (reservoir). Periksalah air pendingin pada radiator terhadap kemungkinan terhadap oli, karat atau kotoran lain yang dapat menyebabkan tergangunya sistem air pendingin.
b)      Pemeriksaan sistem pendinginan
Hal-hal yang mungkin terjadi:
-        Kerusakan atau berubahnya bentuk radiator atau selang air
-        Klem selang longar
-        Kerusakan atau berkaratnya kisi-kisi radiator
-        Kebocoran pompa air, inti rradiator(core), atau longarnya sudut penguras air.
c)      Pemeriksaan cara kerja tutup radiator
Dengan mengunakan alat test tutup radiator, periksalah tegangan pegas dan kedudukan katup vakum dari tutup pembuka, pada tekanan dibawah angka spesifikasi. Periksa juga kondisi tutup dari kemungkinan terhadap kerusakan.
Alat test tutup radiator
2.      Pemeriksaan tali kipas.
            Komponen-komponen yang berhubungan dengan tali kipas, antara lain:
-        Pompa air
-        Poros engkol
-        Alternator
-        Kompresor A/C
Pemeriksaan tali kipas dari kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
-        Retak, berubah bentuk, terlalu kencang, atau aus
-        Terkena oli atau gemuuk
-        Persinggungan yang tidak sempurna antara tali kipas dengan puli
Contoh persinggungan antara tali kipas dengan puli

Penyetelan kekencangan tali kipas
            Kekuatan tekan pada pemeriksaan tali kipas harus menunjukkna kekencangan spesifikasi yang telah ditentukan.
Contoh posisi penekanan pada tali kipas
            Penekana tali kipas seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas (contoh posisi penekanan pada tali kipas) untuk mengetahui kelenturan tali kipas pada tekanan yang telah ditentukan, misalnya kelenturan tali kipas dengan alternator, dan poros engkol dengan kompresor.

3.      Pembersihan saringan udara
            Usaha yang kita lakukan untuk merawat saringan udara adalah membersihkan elemenya caranya:
-        Buka elemen saringan udara
-        Untuk membersihkan elemen, hembuskan udara bertekanan dari sebelah dalam
-        Jiika elemen koyak dan terlalu kotor, ganti dengan yang baru.
Usahakan agar tidak ada kotoran atau benda lain masuk kedalam karburator.

4.      Pemeriksaan baterai
            Periksa baterai dari kemungkinan-kemungkiinan sebagai berikut:
-        Penyangga baterai berkarat
-        Hubuungan termiinall longgar
-        Termiinal berkarat atau rusak
-        Baterai rusak atau bocor
-        Keadaan berat jenis elektrolit baterai
-        Berkkurangnya tinggi elektrolit baterai.
Periksalah berat jenis elektrooda dengan hydrometer. Berat jensnya 1,25-1,27 pada 20C. Periksa banyaknya elektrolit pada setiap sel. Jika tidak berada pada ketinggian yang semestinya, isilah dengan air suling.

5.      Pemeriksaan kabel tegangan tinggi
Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menghantarkan tegangan tinggi yang dihasilkan koil.
Memeriksa kabel tegangan tinggi sebagai berikut:
-        Lepas stecker busi. (jangan melepas pada kabelnya)
-        Periksa kondisi kabel kemungkinan terbakar atau retak.(Jika kabel terbakar atau retak, ganti kabel)
-        Periksa kondisi isolator pada stecker busi kemungkinan terbakar.
-        Ukur tahanan kabel tegangan tinggi dengan Multitester.(Spesifikasi : Tahanan < 25 kΩ)
6.      Pemeriksaan oli mesin
System pelumasan adalah suatu system yang berfungsi untuk melumasi komponen-komponen mesin yang bergerak. Minyak pelumas yang digunakan harus sesuai dengan standart SAE (Sociaty Automotive of Enginner). Minyak pelumas yang dipakai untuk mesin bensin adalah SAE 40. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan pada system pelumas adalah Pemeriksaan oli mesin dari kemungkinan-kemugkinan sebagai berikut:
-        Berkurangnya tinggi oli dalam mesin
-        Menurunya kualitas oli
-        Perlunya pengantian saringan oli(filter)
Dalam pemeriiksaan ketinggian oli dalam mesin, tinggi oli harus berada di antara L dan F/H. Jika lebih rendah, periksa kemungkinan adanya kebocoran. Jika dirasa perlu penambahan, tambahkan oli hingga ketinggianya mencapai F/H.
Periksalah kualitas oli dari kemungkinan sudah kotor, kemasukan air, atau kemungkinan sudah berubah warna.
Bukalah saringan oli dengan menggunakan alat khusus, mungkin  perlu pengantian segera. Untuk memasangnya, kencangkanlah saringan oli tersebut dengan tangan. Setelah mesin dihidupkan, periksalah kembali dari kemungkinan adanya kebocoran, dan ketinggian oli.
7.      Pemeriksaan Busi
Langkah-langkah pemeriksaan busi sebagai berikut:
a)      Bersihkan sekeliling busi dengan udara tekan atau kuas, sebelum melepas busi. Tujuannya untuk mencegah kotoran masuk ketika busi dilepas.
b)      Lepas busi dengan menggunakan kunci bisa yang tepat. Penggunaan kunci yang kurang tepat dapat mengakibatkan isolator busi pecah.
c)      Periksa kondisi ulir busi kemungkinan terjadi kerusakan. Jika ulir rusak, ganti busi.
d)      Periksa muka busi, keadaan muka busi dapat menunjukkan kondisi motor. Bandingkan busi yang diperiksa dengan gambar – gambar dan keterangan berikut :
a)      Muka busi biasa. Isolator berwarna kuning sampai coklat muda, puncak isolator bersih. Permukaan isolator kotor berwarna coklat muda sampai abu-abu, Hal ini berarti kondisi dan penyetelan motor baik.
b)      Elektroda-elektroda terbakar, pada permukaan isolator menempel partikel-partikel yang mengkilat, isolator berwarna putih dan kuning itu berarti busi menjadi terlalu panas karena : Campuran bahan bakar terlalu kurus, Kualitas bensin terlalu rendah, Saat pengapian terlalu awal dan jenis busi terlalu panas.
c)      Isolator dan elektroda-elektroda berjelaga karena : Campuran bahan bakar terlalu kaya atau Jenis busi terlalu dingin.
d)      Isolator dan elektroda sangat kotor serta berwarna coklat muda. Kotoran ini berasal dari oli mesin yang masuk ke ruang bakar karena : Sil penghantar katup aus atau Cincin torak aus.
e)      Busi ini harus diganti, karena bunga api bisa meloncat melalui isolator yang pecah.
f)       Elektroda-elektroda aus serta warna kotoran pada isolator kuning sampai coklat muda merupakan keausan biasa. Gantilah busi dengan yang baru perhatikan spesifikasi pada buku manual atau katalog busi.
g)      Setel celah busi menggunakan feeler gauge. Spesifikasi : 0,70 – 0,80 mm.
h)      Pasang busi pada motor. Dimulai menyekrupkan dengan tangan terlebih dahulu, kemudian keraskan dengan kunci momen. Jangan mengencangkan busi terlalu keras.
8.      Pengukuran Tahanan Koil
Koil merupakan komponen system pengapian yang berfungsi untuk menaikan tegangan dari 12 volt menjadi + 20.000 volt. Pengukuran ini dilakukan utuk mengetahui besarnya nilai tahanan primer dan sekunder pada koil, dimana tahanan diluar spec menunjukan penurunan kualitas tegangan yang dihasilkan.
-        Nilai Tahanan Primer adalah 1,3 Ω -1,6 Ω (External Resistor) dan 1,5 Ω – 1,9 Ω.
-        Tahanan Sekunder adalah : 10,7 KΩ – 14,5 KΩ (external Resistor) 13,7KΩ – 18,5 KΩ (Internal Resistor).
-        Tahanan Ballast Adalah : 1,1 Ω – 1,3 Ω (external Resistor), 0,9 Ω – 1,2 Ω (Internal Resistor).
9.      Pemeriksaan Distributor
Periksa tutup distributor dan rotor dari kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
-        Retak, berkarat, terbakar atau lubang kabel kotor
-        Terminal elektroda terbakar
-        Pegas bagian tengah lemah.
a)      Penyetelan celah platina dan celah udara
Jika platina terbakar parah atau berlubang, maka platina harus diganti. Penyetelan ulang harus dilakkukan pada celah platina dan pegas penahan, celah udara antara rotor dan proyektil koil harus dengan ukuran yangg sudah ditentukan. Setel celah platina dengan fuller gauge, celah platina : 0,45 mm.

b)      Pemeriksaan sudut Dwell
Periksa sudut dwell dengan Tester.
Sudut Dwell : 52  6
Berarti : - Sudut minimal : 46, + Sudut maksimal : 62
 
Pemeriksaan Sudut Dwell

c)      Pemeriksaan dan penyetelan saat pengapian
-        Lepaskan selang vakumnya dari sub-diafragma distributor dan sumbatan ujung selangnya.
-        Dengan mesin berputar idling sesuai spesifikasi, gunakan timing light untuk memeriksa saat pengapian
-        Jika putaran mesin sudah mencapai mencapai putaran idle, oktan selektor harus disetel pada posisi standar. Saat pengapian : 8sebelum TMA (Pada max Rpm 950).
-        Setel saat pengapian. Cocokkan tanda-tanda waktu dengan memutar body distributor. Saat pengapian : 8 sebelum TMA Perhatian : jangan distel dengan oktan selektor.
-        Hidupkan mesin dan lepaskan selang vakum dari distributor. Tanda waktu berubah-ubah sesuai dengan putaran mesin.
Pemeriksaan Saat Pengapian
Jika saat pengapian terjadi tidak tepat maka tenaga maksimal tidak akan terbentuk. Pengapian yang di berikan akan berubah –ubah sesuai dengan putaran mesin , artinya manakala putaran mesin bertambah maka pengapian terjadi harus lebih cepat dan sebaliknya jika putaran mesin turun maka pengapian akan terjadi lebih mundur. Saat pengapian untuk konvensional juga bisa diatur manakala penggunaan bahan baker mempunyai nilai oktan yang lebih tinggi.
-        Oktan selector diputar ke arah “R” manakala bahan baker yang digunakan mempunyai nilai oktan rendah.
-        Oktan selector diputar ke arah “A” manakala penggunaan yang digunakan mempunyai nilai oktan tinggi.
d)      Pemeriksaan cara kerja governor
Pemeriksaan cara kerja governor dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
-        Rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar searah jarum jam
-        Rotor tidak boleh terlalu longgar
-        Hubungan selang vakum distributor. Oktan selektor harus berubah-ubah sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup Throttle.
Pemeriksaan Rotor
e)      Pemeriksaan Vaccum Advancer
Vaccum Advancer adalah komponen system pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian berdasarkan besarnya kevakuman yang terjadi di dalam mesin. Pengajuan yang dimaksud adalah dengan cara memanjukan platina melawan arah putaran nok distributor untuk lebih cepat membuka sehingga bunga api akan cepat timbul. Pengajuan akan terjadi saat mesin pada kondisi beban berat.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat vaccum tester atau dpat juga dihisap. Saat ditest maka breaker plate harus bergerak beberapa derajat.
Sebelum Terjadi Pengajuan Pengapian. .Setelah Terjadi Penga juan Pengapian.
f)       Pemeriksaan Sentrifugal Advancer.
Merupakan salah satu komponen system pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian berdasarkan gaya sentrifugal hal ini akan terjadi sesuai kecepatan kendaraan.
Pengajuan pengapian dilakukan dengan menggerakan nok(cam) distributor lebih cepat beberapa derajat dari putaran poros distributor, atau dengan kata lain gerakan cam akan mempercepat rubbing blok untuk bergerak membuka platina sehingga gerakan tersebut akan diikuti oleh munculnya tegangan induksi.
10.  Penyetelan Celah Katup
            Langkah-langkah yang perlu dilakukan pada saat penyetelan celah katup, antaralain sebagai berikut:
a)      Mesin dipanasi dan kemudian dimatikan. Putar poros engkol searah jarum jam, tepatkan tanda pada puli poros engkol sejajar dengan tanda pada tutup (pada 0dengan TOP 1).
b)      Penggunaan fuller gauge harus dapat ditarik dan didorong. Fuller yang berombak harus diganti yang baru.
c)      Jangan mengencangkan mur-mur terlalu keras. Gunakan kunci ring rata dan obeng yang cocok.
d)      Setel celah katup.
-        Celah katup diukur diantara batang katup dengan lengan rocker. Yang di setel hanya katup yang ditunjuk oleh panah saja.
Celah katup :
Mesin keadaan panas : Hisap : 0,20 mm, Buang : 0,30 mm.
Mesin keadaan dingin: Hisap : 0,15 mm, Buang : 0,25 mm.
-    Putar poros engkol sekali lagi (360) untuk menuju ke TOP 4.
-        Setel katup yang lain yang ditunjukkan oleh anak panah.
  
ßDepan
Penyetelan Celah Katup

11.  Pemeriksaan Karburator
            Bagian-bagian yang perlu pemeriksaan pada karburator yaitu:
a)      Katup Throttle
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemeriksaan cara kerja katup Throttle adalah:
-        Katup throttle harus terbuka penuh pada waktu pedal gas ditekan penuh.
-        Penyetelan terbuka penuh dilakukan melalui kabel gas di dekat karburator dan baut penyetop pedal.
b)      Pompa akselerasi
Bensin harus muncrat ke luar dari jet pada waktu katup throttle terbuka.
c)      Cuk biasa
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemeriksaan cuk biasa adalah:
-        Katup cuk harus tertutup penuh bila tombol cuk ditarik penuh
-        Katup cuk harus terbuka penuh bila tombol cuk dikembalikan seperti semula.
d)      Putaran Idle
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemeriksaan dan pengukuran putaran Idle, sebagai berikut:
-        Penyetelan dan pengukuran idle dilakukan sebagai berikut:
a)      Saringan udara dalam keadaan terpasang
b)      Suhu air pendingin normal
c)      Cuk terbuka penuh
d)      Semuua perlengkapan tambahan dimatikan
e)      Semua saluran vakum terpasang
f)       Transmisi pada posisi N (Netral)
g)      Saat pengapian tepat
h)      Tachometer dan alat pengukur vakum terpasang,
i)       Meteran CO yang disetel pada nol dalam keadaan panas.
-        Lepaskan selang HIC dan sumbatlah ujung selangnya.
-        Buka kap pembatas Idle pada sekrup pengatur campuran Idle jika dipasang.
-        Hidupkan motor.
-        Bandingkan rpm idle dengan spesifikasi (biasanya 750-950 rpm untuk 4 silinder). Jika salah, stel rpm pada sekrup penyetel katup gas yang terpasang pada mekanisme katup gas.
-        Setel putaran Idle  pada putaran spesifikasi dengan cara memutar sekrup pengatur yang terletak pada rumah gas. Cara menyetel lihat langkah berikut :
a)      Sekrup penyetel diputar kearah luar, sampai putaran motor mulai turun. (titik 1 pada diagram).
b)      Kemudian, sekrup penyetel diputar ke arah dalam, sampai putaran motor mulai turun (titik 2 pada diagram). Untuk ini, putar kembali sekrup ½ putaran ke arah luar, tunggu sedikit dan perhatikan reaksi pada motor. Pada saat terdengar / terasa putaran untuk mendapat penyetelan campuran yang benar.
-        Setel hinga vakum maksimum dengan memutar sekrup pengatur campuran Idle.
-        Ulangi penyetelan seperti pada dua item terakhir diatas sampai tercapai angka vakum maksimum pada putaran Idle.
-        Naikkan putaran mesin sebentar dengan menaik ling gas untuk melihat bahwa mesin kembali ke rpm sesuai spesifikasi ketika dibebaskan.
-        Ukuran kosentrasi CO pada gas buang mengunakan CO-meter dengan cara sebagai berikut:
a)      Naikan putaran mesin sekitar 2.000 rpm selama 30-60 detik
b)      Agar kosentrasi setabil, tunggu selama 1 menit sebelum melakukan pengukuran dan pengukuran harus dilakukan dalam waktu 3 menit
c)      Jika kosentrasi melebihi harga spesifikasi, kencangkan sekrup campuran idle sedikit demi sedikit sampai tercapai harga spesifikasi.
-        Pasang selang kembali pada katup HIC
-        Pasang kap pembatas Idle yang baru pada sekrup pengatur campuran Idle

12.  Pengukuran Tekanan Kompresi
Berikut langkah-langkah pengukuran tekanan kompresi:
a)      Lepas kabel tegangan tinggi dan busi.
b)      Pasang compression tester pada lubang busi, pasang compression tester dengan benar.
c)      Lepas kabel koil dari tutup distributor, kemudian dimassakan.
d)      Starter mesin + selama 2 detik, kemudian baca hasil pengukuran pada compression tester.
e)      Limit : 11 kg/cm2.
13.  Sistem pemeriksaan tahanan koil pengapian
            Langkah-langgkah yang dilakkukan dlam pemeriksaan terjadinya loncatan bunga api adalah:
a)      Putuskan kabel tegangan tinggi busi dari distributor.
b)      Dekatkan ujung kabel tegangan tinggi tadi sekitar 12,5 mm dari busi.
c)      Perhatikan apakah terdapat loncatan api saat mesin di-starter.
Bila tidak ada loncatan bunga api, lakukanlah pengujian seperti berikut ini:
1)      Periksa tahanan kabel-kabel tegangan tinggi dari kemungkinan perlu pengantian.
2)      Periksa sumber tenaga ke koil pengapian dari kemungkinan tidak ada tegangan baterai pada rangkaian kabel antara kunci kontak dan koil pengapian.
3)      Periksa tahanan koil pengapian dari kemungkinan sudah usang.
4)      Periksa Signal Generator dari kemungkinan sudah jelek dan perlu pengantian. Pemeriksaan tahanan Signal Generator dengan Ohmmeter.
5)      Periksa celah udara antara timing rotor dan tonjolan pick up coil dengan pengukur celah.
Dalam pemeriksaan resistor, periksalah tahanan resistor dengan ohmmeter sehingga tahanan external resistor dan tahanan internal resistor pada spesiifikasi masing-masing.
Dalam pemeriksaan tahanan koil pengapian dengan ohmmeter: periksalah tahanan primer koil antara terminal positif dan negatif, tahanan sekunder koil antara terminal positif dan terminal tegangan tinggi dengan tahanan tanpa Internal resistor. Sesuaikan tahanan-tahanan tersebut pada spesifikasinya masing-masing.
Pemeriksaan dan perbaikan tutup (kap) distributor dari kkemunggkiinan terdapat keretakan, sisa-sisa karbon, terbakar, atau terminal berkarat. Juga perlu diperiksa tempat persinggungan bagian tengah dari kemungkinan aus.

C.    SISTEM BAHAN BAKAR
System bahan baker adalah system yang berfungsi untuk menyuplay bahan baker sesuai dengan kebutuhan mesin. Jumlah bahan baker yang diberikan akan berpengaruh terhadap baik tidaknya suatu proses pembakaran yang pada akhirnya akan mempengaruhi tenaga maksimal yang dihasilkan.
Perkerjaan yang dilakukan dalam system bahan baker adalah :
a.       Membersihkan filter udara
b.      Membersihkan filter bahan baker
Filter bahan baker berfungsi untuk menyaring bahan baker dari kotoran. Arah penyemprotan dengan udara tekan dilakukan dari arah keluar bahan baker dari filter.
c.       Penyetelan campuran bahan baker dan udara
Penyetelan bahan baker dilakukan guna mendapatkan hasil percampuran yang sempurna sehingga dihasilkan tenaga maksimal dan hasil pembakaran yang ramah lingkungan.
d.      Penyetelan putaran idle
Penyetelan putaran idle adalah penyetelan putaran mesin sesuai dengan manual book suatu kendaraan missal untuk mesin seri 5 K
Diktat Tune Up Conventional…By Wiewiet 750 + 50 rpm. Putaran idle ada lah kerja mesin dengan penggunaan bahan baker paling ekonomis.

1.      Pompa Bahan Bakar
            Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap pompa bahan bakar, lakukanlah hal-hal sebagai berikut:
a)      Alirkan sedikit bahan bakar pada pompa untuk mengetahui bahwa perapat katup tepasang dengan baik. Jika perapat katup kering, kemungkinan tidak merapat dengan baik dan mudah bocor.
b)      Tanpa penutup pipa, gerakkan tuas pompa dan perhatikan besarnya tenaga yang diperlukan untuk mengerakkan pompa dan besarnya gerak bebas lengan. Tenaga ini harus sama dengan tenaga yang dipergunakan dalam melakukan pemeriksaan.

a)      Pemeriksaan katup hisap
Tekan tutup pipa dengan jari dan periksa bahwa gerak bebas atau gerak lengan tuas bertambah besar, dan bahwa lengan tuas bergerak dengan bebas atau gerakan bebas tanpa tenaga penghalang.
b)      Pemeriksaan katup tekan
Tutuplah katup hisap dengan jari dan periksalah bahwa lengan terkunci atau tidak bekerja dengan bekerja dengan tenaga yang sama dengan tenaga pada waktu pemeriksaan katup hisap di atas.
c)      Pemeriksaan membran
Tutup pipa hisap dan pipa tekan, kemudian periksalah bahwa lengan pompa terkunci.
d)      Pemeriksaan perapat oli
Tutup llubang angin dengan jari dan periksa bahwa lengan pompa terkunci.

2.      Karburator
Bagian-bagian penting yang memerlukan pemeriksaan atau perbaikan adalah:
a)      Corong udara
b)      Bodi
c)      Flens
d)      Pelampung
Sebelum komponen-komponen diperiksa, bersihkan terlebih dahulu dengan bensin dan dengan mengunakan udara yang bertekanan. Bersihkan kotoran dan benda lain dari lubang jet dan komponen lainya dari saluran bahan bakar serta celah-celah pada bodi.
Jangann sekali-kali membersihkan jet dan permukaan bagian lain dengan mengunakan kawat atau dengan mata bor. Karena, hal itu dapat menyebabkan bertambahnya lubang sehinga pengunaan bahan bakar boros.periksa komponen yang lain, jika ada yang rusak bisa diganti dengan yang baru.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemerksaan corong udara adalah sebagai berikut:
a)      Pastikan bahwa Power Piston bergerak dengan lembut.
b)      Periksa komponen corong udara dari kemungkinan retak, cacat, dan aus pada lubang poros cuk.
c)      Periksa pelampung dan pen pivot dari kemungkinan aus atau pecah.
d)      Periksa apakah saringan berkarat atau pecah.
e)      Periksa permuukaan katup jarum.
f)       Periksa apakah power piston tergores, aus berlebihan, patah, atau bengkok.
g)      Periksa apakah katup cuk berubah bentuk. Periksa juga pakah poros cuk aus, atau bengkok. Pastikanlah bahwa semua komponen terpasang dengan sempurna pada rumahnya.
Pemeriksaan dari kemungkinan-kemungkinan bisa terjadi pada komponen-komponen body:
a)      Body retak, tergores permukaan dudukan, ulir rusak, atau tersumbat.
b)      Venturi cacat atau tersumbat.
c)      Jet tempat persinggungan cacat, ulir cacat, tersumbat, atau celah untuk obeng rusak.
d)      Katup power membuka dan menutup tidak sempurna, tempat bersinggungan dan ulir cacat atau tersumbat.
Pemeriksaan dari kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada komponen-komponen Flens, antara lin:
a)      Flans retak, tempat bersinggungan dan ulir cacat atau aus pada bantalan poros throttle.
b)      Katup throttle aus atau berubah bentuk, bengkok, terpuntir atau ada gerakan yang salah dibagian dalam poros rumah.
c)      Bagian ujung sekrup penyetel campuran Idle cacat.

3.      Emisi Gas Buang
Gas buang adalah hasil proses pembakaran campuran udara dan bahan baker yang terjadi di dalam ruang baker pada sebuah kendaraaan. Unsur-unsur kimia yang terdapat dalam gas buang adalah :
a)      CO (Carbon Monooxsida)
CO merupakan gas yang sangat beracun, bentuk dalam ruang bakar manakala terjadi pembakaran yang tidak sempurna. Besarnya CO menunjukkan bagaimana bahan baker & udara dicampur & dibakar yang diukur dalam % volume. Terkait dengan system pembakaran terdapat perbedaan antara mesin dengan system injeksi bensin dengan mesin system bahan baker konvensional :
1)      Efisiensi pembakaran mesin injeksi: 0,2-1,5% toleransi 0,5%.
2)      Efisiensi pembakaran mesin kaburator: 1-3,5% tol ; 1-2%
Jika ternyata angka CO diluar nilai ideal artinya perlu diadakan pemeriksaan sbb: cek karburator, filter udara, choke karburator, intake manipol hingga sampai kebocoran kompresi .
b)      CO2 (Carbon Dioxsida)
CO2 menunjukkan hasil pembakaran didalam mesin, dimana besarnya nilai CO2 idealnya 12%. Apabila nilai CO2 yang terukur pada sebuah kendaraan kurang dari 12% maka mesin harus dicek kembali.
c)      Gas O2 (Oxigen)
Oksigen yang terlalu banyak dari sisa gas buang menandakan proses pembakaran dimesin tidak efisien. Nilainya tidak boleh > 2%.
Catatan: Jika terjadi pembakaran/penyalaan, CO2 akan dihasilkan & O2 dipakai.
d)      NOx (Natrium Oxsida)
Nitrogen Oksid tjd karena reaksi molekul nitrogen dengan oksigen pada temperatur tinggi (1800oC), NOx terbentuk selama berlangsungnya pembakaran yang sempurna.
Faktor yang mempunyai efek thd timbulnya NOx slm proses pembakaran : temperatur maksimal diruang baker&perbandingan udara&bensin. Jalan terbaik mengurangi NOx : mencegah temperatur diruang baker mencapai 1800oC / memperpendek waktu dalam mencapai temperature tinggi yaitu dengan menurunkan konsentrasi oksigen.
Konsentrasi NOx paling besar pada perbandingan udara&bensin 16:1
e)      HC (Hydario Carbon)
HC merupakan gas beracun yang terdapat dalam gas buang sebagai akibat dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Besarnya HC diukur dalam satuan ppm (part per million), dimana nilai ideal HC pada kendaraan tidak boleh lebih dari 400 ppm. Nilai HC yang tidak sesuai dengan standart disebabkan oleh :
ü  Kesalahan pada system pengapian.
ü  Pembakaran yang tidak sempurna.
ü  Tekanan kompresi yang terlalu rendah.
f)       Lamda (λ )
λ (lambda) merupakan Simbol perbandingan campuran udara & bensin yang masuk ke dalam ruang baker.
Hal-hal yang membengaruhi besar kecinya lamda adalah:
-        λ = Jumlah udara masuk
Jumlah syarat udara menurut teori
-        λ = 1 Jumlah udara masuk ke dalam silinder mesin = jumlaah syarat udara dalam teori.
-        λ < 1 Jumlah udara yang masuk < dari jmlh syarat udara dalam teori, pada situasi ini mesin kekurangan udara campuran gemuk,dalam bts tertentu dpt meningkatkn daya mesin.
-        λ > 1 Jumlah udara yang masuk > dari syarat udara scr teoritis saat ini mesin kelebihan udara, campuran kurus & daya kurang.
-        λ > 1,2 dalam situasi seperti ini campuran bensin & udara sangat kurus sehingga pembakaran berkemungkinan tidak dapat terjadi pada tempat yang lebih luas.








VIDEO









Daftar Pustaka

Manual Book, Toyota Astra Motor
Tim Pengembangan Sumber daya Manusia. 2004. Reparasi Dan Perawatan Mobil.
      Bandung: Pionir Jaya.

Ruswid. 2010. “Engine Tune UP System Pengapian Conventional”.

Perawatan Mobil

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji Syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena  atas berkat rahmat dan hidaya...